Apakabar sobat cerpen, alhamdulillah beberapa
hari yang lalu aku menulis cerpen tentang Istriku Layla, semoga menjadi
inspirasi dan renungan. Kali ini aku akan bagikan ke kamu kisah menarik
mengenai ustad berpolitik kotor, iblsipun tertawa bagaimana kisahnya, silahkan
baca baik-baik
Beberapa hari lalu aku melihat tayangan televisi
dan beredar di sosmed ramai diperbincangkan, ada seorang kepala desa ingin dilengserkan
karena kebijakanya dianggap tidak sesuai dengan adat setempat, tapi alasan ini
hanyalah alibi, melihat pendemo hanya segelintir orang, menurut cerita salah
satu warga, sebelum pemilihan kepala desa, salah satu tim sukses pasangan yang
menjadi kepala desa sekarang, mereka mendatangi beberapa ustadz untuk mempengaruhi warga mencoblos dirinya sebagai
kepala desa.
Mereka (tim sukses) menjanjikan uang tiga ratus ribu rupiah perbulan selama dia
menjabat apabila menang dalam pemilihan nanti, sebenarnya di negara demokrasi seperti
Indonesia sangat memungkinkan terjadinya money politic dan janji syurga,
misalkan saja saat pemelihaan bupati, gubernur, bahkan sampai presiden.
Kembali ke topic, singkat cerita terpilihlah dia
sebagai kepala desa. Uang yang dijanjikan akhirnya ustadz terima
beruturut-turut selama dua bulan. Masuk
bulan ke tiga, ustadz tidak menerima uang lagi. Sontak sang ustadz kesal
lantaran merasa dibohongi, dia mencari cara bagaimana cara menagihnya, tapi
belum jaga berhasil.
Bulan pun berlalu, tahunpun demikian, tapi
dendam ustadz juga belum terobati, hingga akhirnya terjadi sebuah kasus yang menimpa kepala desa, itupun kasus kecil,
dan mugkin salah paham saja, Karena merasa ada peluang, ustadz mencoba mengerahkan masa untuk berdemo.
Tapi bangkai tetaplah bangkai, serapat apapun
disembunyikan pastilah terendus juga baunya. Masyarakat akhirnya mengetahui kalau
dibohongi, mereka meninggalkan ustadz
dan mengusir dari kampungnya. Mungkin ini hukuman buat si ustadz supaya
bertobat atau memang sudah dilaknat.
kejadian ini mebuat aku teringat sebuah kisah
tentang lelaki alim dari kalangan bani israil, suatu ketika dia mendengar di
kampungya telah terjadi kemusyrikan, orang-orang menjadikan pohon tua sebagai
tempat untuk meminta pertolongan,
dengan membawa kapak pergilah lelaki alim untuk
menebang pohon tua, iblis yang mengetahui niatnya tersebut mencoba menghalangi
dengan menjelma menjadi kakek tua.
iblis bertanya. “hendak kemana kamu nak?”
“aku hendak menebang pohon tua di pinggir jalan
sanah, aku mendegar banyak orang meminta pertolongan dan menyembah disana”,
“untuk apa kamu peduli pada mereka? mereka saja
tidak pernah peduli dengan keadaanmu, kamu hanya akan membuang-buang waktu?”
“tidak
bisa, aku akan tetap melakukan itu,
karena sudah menjadi kewajibanku untuk melawan kmusyrikan, tentang mereka tidak
peduli denganku itu bukan urusanku, urusanku adalah mencari ridho Tuhan”.
Merasa perkataanya tidak di dengarkan iblis
marah dan mengajak berkelahi, karena sama-sama tidak mau mengalah perkelahian
tak terhindarkan, tapi dengan mudahnya lelaki alim mengalahkan iblis, merasa
dirinya kalah iblis memohon agar dia dilepaskan, dia mengakui kekuatan lelaki
alim.
iblis tetaplah iblis dia tetap saja mencari cara
agar lelaki alim tidak jadi menebang pohon tua,
Iblis berkata “jikalau benar pohon itu membuat
sesat manusia pastilah Tuhan sudah mengirimkan nabinya untuk menebang pohon itu
dan bukan manusia biasa seperti kamu, seandainyapun kamu sudah memotong kayu
itu pastilah orang-orang disana akan menanam pohon lagi untuk disembah,
perbuatanmu akan sia-sia”.
Lelaki alim mulai terguncang hatinya,
Kemudian iblis menawarkan
“bagaimana jika kamu tidak usah menebang pohon
tua, aku berjanji akan mengirimkan tiga
keping emas dibalik bantalmu setiap pagi, dengan emas itu kamu bisa berbuat kebaikan lebih banyak
lagi dan memenuhi kebutuhan keluargamu”.
Mendengar perkataan iblis, ia tergoda dengan
tawaran iblis karena menurut lelaki alim alasannya masuk akal.
kemudian pulanglah dia, keesokan harinya saat bangun tidur dia menemukan tiga keping
emas yang dijanjikan, alangkah senangnya ia, emas itu ia belanjakan untuk
kebutuhan hidupnya dan sisanya disedekahkan,
iblis memberikan tiga keping emas tiga hari berturut-turut, hari keempat lelaki
alim tidak menemukan lagi kepingan emas dibawah bantalnya, dia marah karena
merasa dibohongi, kemudian dia pergi mengambil kapak untuk menebang pohon tua, ditengah
perjalanan dia dihadang iblis lagi, seperti biasa dia menyamar sebagai kakek tua,
“hendak pergi kemana kamu nak?” Tanya iblis,
“aku akan menebang pohon tua, karena kamu mengingkari
janji, tadi pagi saat bangun tidur aku tidak menemukan emas lagi dibalik bantalku”.
Mendengar jawaban lelaki alim iblispun tertawa dan berusaha menghalangi
lelaki alim itu menebang pohon tua. hingga
akhirnya mereka berkelahi, tapi kali ini iblis dengan mudah mengalahkan
lelaki alim.
“waktu itu aku bisa mengalahkanmu, tapi kenapa sekarang tidak?”, Tanya lelaki alim
dengan heran.
“sesungguhnya aku ini iblis yang menyamar, dan
terlaknati oleh Tuhan, aku adalah makhluk yag tidak akan pernah menepati janji, dan janjiku adalah palsu”
iblis meneruskan “waktu itu sa'at pertama kali engkau datang untuk menebang pohon tua, engkau dengan tegas mengatakan untuk mencari ridho Tuhanmu, sehingga aku mudah engkau kalahkan.
Sekarang engkau datang lagi tapi bukan dengan nama Tuhanmu, melainkan dengan
membawa nafsu serakah, karena itu aku
mudah mengalahkanmu”.
Lelaki alim itupun menangis dan menyesali
perbuatanya.
Mungkin, kejadian kepala desa diatas adalah
salah satu dari kejadian nyata di kehidupan kita sehari-hari, meskipun aku
yakin, masih banyak lagi. sudah banyak kita jumpai, kyai dan ustadz seperti
ini. semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa, dan dapat
menemukan Guru yang terbaik. Amiin
Ini sih namanya ustad jadi_jadian
ReplyDelete