![]() |
illustrasi |
Pada zaman dahulu hiduplah seorang yang sangat alim tinggal di kota Baghdad, Irak, beliau sangat disegani karena ilmunya yang sangat luas, suatu ketika ada seorang ibu tua datang kepada beliau mengadukan anaknya yang suka makan gula-gula, makanan sejenis manisan atau permen, saat itu sang imam berada di dalam rumahnya.
“Assalamualaikum, ya Syeh” kata perempuan itu mengucapkan salam dengan membawa anaknya
“Waalaikumsalam” jawab syeh dari dalam rumah
Kemudian beliau membuka pintu dan syeh keluar dari rumahnya
“ada keperluan apa wahai ibu” Tanya syeh
“aku ingin, engkau menasehati anakku wahai syeh?” jawab ibu tua
“apa yang harus aku nasihatkan padanya?” Tanya syeh lagi sambil mengelus kepala anak ibu tua
“begini yah syeh, anakku sangat sulit sekali dinasehati untuk tidak makan gula-gula, aku kuwatir giginya akan rusak jika terlalu banyak makan makanan seperti itu” ibu tua menjelaskan kepada syeh
“oh, seperti itu” jawab syeh dengan tenang. Kemudian beliau melanjutkan perkataanya, “satu minggu lagi engkau dan anakmu datanglah kemari”
“iyah syeh” jawab ibu tua tanpa ragu
Ibu tua pikir mungkin beliau sedang ada keperluan atau ada hajat tertentu yang lebih penting dari menasihati anaknya, lalu pulanglah meraka.
Satu minggu kemudian ibu tua dan anaknya datang lagi.
“Assalamualaikum yah syeh” kata ibu tua mengucapkan salam
“Waalaikumsalam” jawab syeh
“ini saya perempuan tua yang seminggu lalu datang kesini untuk meminta engkau memberi nasihat kepada anakku” ibu tua berusaha menjelaskan
“iyah ibu, saya ingat” jawab syeh
“ nak, kemarilah, mendekat padaku” kata syeh
Kemudian beliau memegang kepalanya dan mengelusnya
“wahai anakku janganlah kamu makan gula-gula lagi” kata syeh dengan lembut
“iyah syeh” jawab anak kecil itu sembari menganggukkan kepalanya
“sudah selesai aku menasihati anakmu wahai ibu, sekarang pulanglah” seru syeh
Mendapati hal tersebut ibu tua itu merasa keheranan, mengapa nasihat seperti itu saja harus menunggu satu minggu untuk diucapkan, “apa tidak bisa waktu itu beliau ucapkan seperti ini”.gumamnya dalam hati
Ibu tua itu pun memberanikan diri untuk bertanya
“wahai syeh, beribu maaf kalau pertanyaan saya salah, kenapa nasihat seperti itu saja engkau harus menunggu satu minggu untuk mengucapkanya” Tanya ibu tua penasaran
“wahai ibu tua, ketahuilah bahwa saat enkau pertama kali datang kesini dengan anakmu aku juga masih memakan gula-gula, semenjak itu aku tidak makan gula-gula lagi sampai hari ini, dan aku tidak merasa pantas menasihati seseorang sedangkan aku juga melakukanya”. Jawab Syeh menjelaskan gamblang
“oh jadi seperti itu, terimakasih wahai syeh atas penjelasanya, kami pulang dulu, Wassalamualaikum” ucap ibu tua
Kemudian mereka berdua pergi dengan senang hati.
Nasihat sederhana diatas, mungkin menurut kita sangat sepele tapi sebenarnya jika kita pahami secara mendalam maka kita akan menemukan makna didalamnya. Bagaimana tidak, dikehidupan kita sehari-hari tidak pernah lepas dengan namanya nasihat. Tapi setelah nasihat itu diberikan apakah orang yang dinasehati bisa berubah?
Coba kita perhatikan bagaimana mungkin anak tidak merokok sedangkan ayahnya masih merokok, bagaimana mungkin anak tidak bermain gadget kalau ayahnya masih main mobile legend. Bagaimana mungkin anaknya tidak minum minuman keras sedangkan ayahnya masih doyan tuak, bagaimana mungkin anaknya tidak main perempuan jika ayahnya masih doyan di club malam dan yang lebih parah lagi jika ada tokoh agama/tokoh politik berbicara ini dan itu sedangkan dia belum bisa seperti yang dia bicarakan.
Nasihat yang terbaik sebenarnya bukan dari ucapan, melainkan tingkah laku. Orang yang dipercaya sebagai pemuka Keluarganya, Agamanya, Desanya, Kotanya bahkan Negaranya jika perbuatannya selaras dengan perkataanya maka dia akan diikuti dan menjadi orang yang dihormati.
Ucapan adalah ucapan, jika tidak dilakukan apa gunanya, sangat bijak jika kita bercermin diri terlebih dahulu sebelum menasihati orang lain.
Ingat kata orang bijak, “Jika kita menunjuk seseorang dengan satu jari telunjuk maka ke empat jari lainya akan menunjuk pada diri kita sendiri”.
Semoga bermanfaat
Mantap gan :)
ReplyDeleteterimaksih, sukses terus mas feris
ReplyDelete